Minggu, 14 Februari 2010

Ogoh-ogoh Banjar Kesambi, Kerobokan






Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.

Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, garuda, Widyadari, bahkan dewa. Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini, ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh. Contohnya Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.

Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.

Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Ogoh-Ogoh Br. Kesambi, Kerobokan, Kuta Th. 2010

Kali ini ogoh-ogoh yang dibuat dengan Tema Predator, setelah sekian lama membuat ogoh-ogoh dalam bentuk raksasa. Disain & Konseptor adalah Alit yang merupakan mahasiswa Arsitek 09, Warmadewa Denpasar. Ogoh-ogoh Predator ini, hampir keseluruhan terbuat dari sterofoam dengan struktur rangka besi persegi empat.

Senin, 28 Desember 2009

Rumah Modern Minimalis - Freeland






Bangunan ini terletak didepan Hardys Tabanan, keselatan lagi 50m. Pemiliknya Bpk. Ketut Darka dari Br. Suda, Nyitdah, Kediri, Tabanan. dibangun ditanah seluas 100m2 dengan luas bangunan 90m2!

Senin, 24 Agustus 2009

Pepatih Desa Adat Kerobokan







BUKAN REKAYASA!
"Ngurek" Sebuah ritual adat Bali yang mungkin tak hilang oleh kemajuan jaman, tidak bisa dicuri oleh negara lain. Ritual ini dilakukan oleh pepatih-pepatih yang memang merupakan orang pilihan. Para peserta ini, memang dalam suasana kerasukan dan ingin melaksanakan suatu "bakti" atau persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Bukan unjuk kekuatan, Tapi lebih kepada menghilangkan sifat "Bhuta" atau kerakusan, ketamakan, (sifat jelek) dalam dirinya.
JANGAN MENIRU ADEGAN INI! Sebab, orang Bali pun tidak jarang tertusuk keris itu sendiri sampai tembus. Di Bali pun, hanya beberapa daerah yang mempunyai tradisi seperti ini.
Foto ini saya ambil pada saat Upacara Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit di Pura Paibon Bhujangga Waisnawa, Kesambi, Kerobokan.
Pepatih Desa Adat Kerobokan.

Kamis, 20 Agustus 2009


Disain dengan mengadopsi konsep "The Green Minimalis Architecture" Saya coba terapkan pada perumahan SINAR PROFIL RESIDENCE yang berlokasi dikawasan Udayana - Mataram - NTB. Ada satu kaveling terdepan milik Pak Ladoni menginginkan suatu disain rumah tinggal dengan cafetaria didalamnya. Pak Ladoni pecinta tanaman dan pe-bisnis dibidang kuliner. Disain ni disetujui dan siap dibangun dengan luas tanah 250m2.

Senin, 10 Agustus 2009